Sabtu, 04 Februari 2012

I = Radio Announcer

Menjadi seorang penyiar memang sudah keinginan sejak dulu saat masih duduk di bangku sekolah menengah pertama. dari saya di bangku sekolah dasar memang sudah dikenal cerewet oleh teman-teman sekolah. hmmm sampai detik ini juga saya terkenal cerewet oleh teman-teman saya. mungkin faktor karena saya memiliki tahi lalat di bagian bibir bawah kali ya... kata orang jaman dulu, kalau memiliki tahi lalat di bibir itu tandanya cerewet, ya dan itu fakta. haha...
dari SMP saya memang sudah bertekad jika kuliah nanti saya ingin ambil jurusan komunikasi, dan saya mempunyai target bahwa saya harus bisa masuk komunikasi Universitas Indonesia. namun takdir berkata lain, Allah memang mendengar doa saya untuk dapat melanjutkan kuliah di jurusan komunikasi, tapi bukan di UI melainkan di UIN. yaaa...hanya ditambah 1huruf saja (N), haha...
Allah juga mengabulkan doaku lagi, karena doa saya sejak SMP ingin menjadi seorang penyiar radio diqobul saat saya duduk dibangku kuliah. 
yap! saya menjadi salah satu orang yang beruntung dari sekian banyak mahasiswa/i komunikasi yang juga memiliki keinginan yang sama dengan saya, menjadi penyiar kampus. alhamdulillah saya bisa menjadi salah satu bagian didalamnya. dari awal semester hingga kini saya berada dalam awal semeter enam, saya menjajaki dunia penyiaran. dan benar adanya, bahwa dunia broadcast-lah yang saya cari. ini dunia saya. saya menyukainya. 

menjadi penyiar radio itu gampang-gampang susah lho!

"Anda suka banyak bicara, lebih baik jadi penyiar saja”. Pernyataan inilah yang sering terdengar dari orang-orang ketika melihat seseorang yang suka berbicara. Apakah benar untuk menjadi seorang penyiar hanya membutuhkan sekedar “banyak bicara” ?.
Memang tidak salah kalau kita menyebut keahlian berbicara sebagai modal, tetapi diluar itu ada banyak hal teknis yang harus diperhatikan, karena penyiar memegang peranan penting dalam mewujudkan 'theater of mind' yang menjadi ciri khas radio.

Beberapa hal teknis yang harus diperhatikan jika ingin menjalani karir sebagai penyiar radio antara lain
  1. Artikulasi yang jelas
  2. Pernapasan yang baik
  3. Mengerti musik, hal ini berhubungan dengan bagaimana Anda menyesuaikan dengan tempo lagu
  4. Mood, penyiar tidak boleh terdengar murung atau tidak bersemangat
  5. Pengetahuan yang luas
  6. Tidak boleh cacat huruf (Cadel)
Bagaimana melatih hal itu?
Ada beberapa cara untuk melatih kemampuan menjadi seorang penyiar :
  1. Olahraga Teratur
    Olahraga secara teratur akan berdampak pada stabilnya pernafasan Anda. Pernafasan yang baik tentunya akan membuat kekuatan suara Anda menjadi stabil saat siaran.
  2. Lion Face
    Lion face adalah istilah untuk senam wajah sebelum siaran. Kerutkan wajah Anda sedalam-dalamnya, dan buka lebar-lebar. Ini akan membuat Anda menjadi lebih relax dan santai saat siaran.
  3. Senam Rahang
    . Setiap pagi, latihlah mulut Anda dengan mengucapkan A-I-U-E-O. Hal ini supaya rahang Anda terbuka dengan baik dan terhindar dari 'poping' (suara “pep” yang menyembur saat berbicara di microphone.
  4. Berbicara di Atas Lagu.
    Suka mendengarkan musik? Mulai sekarang belajarlah memperhatikan durasi intro sebuah lagu dan mulailah berbicara di atas intro lagu. Tapi ingat, gunakan kalimat yang efektif dan jangan sampai saat sang penyanyi mulai menyanyikan lirik lagu kamu masih berbicara, hal itu sangat haram hukumnya bagi penyiar. Berbicara di atas lagu juga bisa membantu menyesuaikan tempo berbicara Anda dengan tempo lagu.


    itu beberapa bagian kecil tentang tips menjadi seorang penyiar. semoga bermanfaat. 




    foto2 saat lagi off air. hihi...